Qorya Busanaku Insyaallah tempat belanja online yang bisa membantu, menyediakan busana muslim, mukena dari bahan spandex salur dan polos, kerudung, baju hoodie, tas laptop, tas punggung.
 

Mari berOnline Shop

Sering ya, kita membaca/mendengar kasus perseteruan antara penjual online dengan pembelinya. Entah itu karena pembelinya yang rese, atau sebaliknya, penjualnya yang abal-abal tidak profesional.Menjalin hubungan di manapun, dengan siapapun, dan dalam urusan apapun kita harus memakai etika/tata krama/unggah-ungguh. Kenapa? Karena mengabaikan etika bisa menimbulkan perselisihan/ kesalahpahaman. Begitu pula ketika belanja gratis voucher di online shop. Banyak pelanggan yang tahu etika, tapi banyak juga yang tidak tahu etika. Pemikiran saya, seorang pelanggan melakukan hal yang tidak beretika karena :Berpikiran, "umumnya begitu". Padahal, yang dilakukan umum belum tentu benar. Lagipula, tidak semua online shop menerapkan aturan "umumnya".Tidak tahu atau belum paham kalau yang dilakukannya itu tidak beretika.Egois, memikirkan diri sendiri. Tidak peduli ada aturan. Yang penting keinginannya terpenuhi.Ada hal yang mendesak. Meskipun menerjang tata aturan, biasanya orang ini tetap sopan. Karena urgent dia terpaksa melakukan hal itu, dan kita bisa memaklumi.Murni tidak punya etika. Sejak kecil tidak diajari beretika, jadi dalam kehidupan sehari-hari dia tidak pernah memakai etika.
"PENJUAL, BISA DIPASTIKAN SUDAH PERNAH MENJADI PEMBELI. SEDANGKAN PEMBELI, BELUM TENTU PERNAH MENJADI PENJUAL"


Terlepas dari benar atau salah pernyataan saya di atas, hal ini menunjukkan bahwa penjual online (sudah) tahu "rasanya" menjadi pembeli. Karena pasti sudah pernah menjadi pembeli. Jadi, segala aturan yang di buat (diasumsikan) sudah berdasarkan aspirasi pembeli, yaitu dirinya sendiri.Sebaliknya, pelanggan online shop belum tentu pernah menjadi penjual online. Jadi akan sulit membayangkan, apalagi memahami situasi kondisi penjual online.Saya, secara pribadi, saat ini menjadi penjual online. Saya rasakan, menjadi penjual online, potensi stresnya lebih tinggi daripada menjadi penjual offline. Serius!

Toko offline tutup ---> ya tutupTidak akan ada pembeli yang "maksa", menggedor pintu toko. Pemilik dan pelayan toko bisa benar-benar beristirahat.Toko online tutup ---> ada yang tahu, ada yang tidak tahu, ada yang tidak mau tahu. Meskipun kita sudah menulis pengumuman di mana-mana, tetap saja banyak yang tidak tahu.a. Karena tidak terbiasa membaca lebih dulu.b. Karena tidak online, jadi tidak tahu kabar terbaru.

Itulah kenapa, banyak terjadi perselisihan/kesalahpahaman antara penjual dan pembeli online shop. Satu sama lain tidak (bisa) melihat kondisi nyata. Masing-masing membuat asumsi, yang pada kenyataannya belum tentu benar.

Dan sebaliknya...Tapi seringnya, tuntutan perfect hanya ditujukan kepada online shop. Kenapa? Karena pepatah yang mengakar kuat, PEMBELI ADALAH RAJA. Sementara, pepatah PENJUAL ADALAH RAJA, atau PENJUAL JUGA MANUSIA, tidak ada...

Beberapa fakta tentang online shop yang tidak diketahui/tidak disadari oleh pelanggan :

1. Online shop di kelola oleh manusia. Mereka punya kebutuhan/keperluan sama seperti manusia lain. Seperti istirahat, makan minum, beribadah, memperhatikan keluarga, refresing, tidur, keluar karena ada keperluan, capek, pusing, dan lain-lain.Sms tidak segera di balas, protes..."kok smsku tidak di balas?", "kok orderan saya belum di rekap?"Coba sekali-kali berpikir begini, "saya kalau di sms tidak segera di balas kenapa?" Pasti anda sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk membalas sms. Bahkan ketika dalam kondisi tidak penting., "ketiduran". Tapi itu manusiawi kan?!


"Kalau repot, kenapa menjadi penjual online?"... Bagi saya, ini adalah pertanyaan tidak smart. Saya tanya anda, lebih memilih mana, bekerja atau jalan-jalan? Kalau anda lebih senang jalan-jalan, kenapa anda bekerja? Atau, pilih mana, banyak uang atau sedikit uang? Kalau jawabannya, banyak uang. Sementara uang anda sedikit.. Kenapa uang anda sedikit? Padahal anda pilih banyak uang.

Itu adalah keputusan hidup seseorang yang menyangkut kebutuhan hidup. Jika anda anda bisa memahami hal itu, silakan berbelanja di online shop tersebut. Tapi, kalau anda tidak bisa memahaminya...silakan cari online shop lain. Simpel kan?

2. Calon pelanggan tidak sadar/tidak tahu, bahwa yang dilayani tidak hanya dia sendiri. Ada banyak calon pelanggan lain yang juga minta dilayani, dengan satu keinginan yang sama --- cepat di respon. Mohon dipahami, meskipun sudah ada tenaga yang menghandle masing-masing "divisi", tetap saja harus diselesaikan satu persatu kan.Sms... "mba...paket saya sudah di kirim?" "saya" ini siapa? Sekali lagi, yang order dan kami kirimi paket tidak hanya anda. Biasakan jika sms/email/inbox ke seseorang yang bukan teman anda, menyantumkan nama. Selain bagus secara etika, juga memperingkas komunikasi.

Atau sms terus-terusan, dan ketika lambat respon..."mba...kok tidak di balas?" Jujur, saya paling sedih dengan sms seperti itu. Apakah saya harus membatalkan urusan saya supaya bisa membalas terus sms-sms dia? Apakah dia pikir, saya tidak punya pekerjaan lain selain sms-an dengan dia? Maaf ya, saya tidak bermaksud sombong. Tapi itu adalah adalah pemikiran yang umum kan? Saya yakin, teman-teman penjual online lain juga merasakan dan memikirkan hal yang sama.

3. Sms tidak tahu waktu. Oke lah...kami online shop yang "terbuka" 24 jam. Tapi bukan berarti kami juga harus stand by 24 jam merespon calon pelanggan. Bagi saya, seorang mahasiswa , jika ada tugas adalah waktu mematikan komputer dan meletakkan hp. Peralihan profesi, sekaligus waktu rehat saya dari dunia maya. Jadi, kalau tidak sedang benar-benar menganggur, saya tidak memegang laptop atau hp sampai besok pagi di jam kerja. Sebab, kalau dituruti online-nya, tujuh hari tujuh malam juga tidak akan pernah selesai. Karena salah satu ciri pembeli online shop adalah "bisa berkunjung kapan saja". Benar?

4. Sudah ada peraturannya, tapi memaksa menyesuaikan dengan kondisi dia (calon pembeli) dan membandingkan dengan aturan online shop lain.

Kami, penjual online, tentu tidak asal-asalan ketika membuat peraturan. Semua aturan punya dasar, dipertimbangkan dan disesuaikan dengan situasi kondisi online shop kami, tanpa membuat susah pembeli. Maksud "pembeli" di sini tidak sekedar individu tertentu, tapi pembeli pada umumnya.

5. Hormatilah aturan yang di buat pemilik online shop- Ada online shop yang memberikan nomor hp, tapi sms only. Ya jangan di telepon.- Online shop tersebut hanya memiliki satu rekening. Sementara, calon pembeli rekeningnya berbeda dengan rekening online shop tersebut. Dia (sedikit) menyalahkan, karena pembeli harus jauh-jauh ke ATM yang sesuai rekening online shop tersebut. Duuh... Kalau kami katakan, "siapa juga yang nyuruh kamu belanja di sini?"...itu keterlaluan. Tapi, kalau pembeli tersebut lantas menyalahkan penjual karena hanya memiliki satu rekening, apa itu juga pantas? Kalau memang butuh, siapkan diri dengan konsekuensinya. Sebab, meskipun online shop, bukan berarti kami harus punya semua nomor rekening. - Pelanggan membanding-bandingkan aturan online shop satu dengan online shop lain. "Ribet banget sih, order tidak bisa lewat sms. Online shop lain bisa order lewat sms". Helloow...anda tidak tahu apa-apa dengan kondisi "dapur" kami. Jadi anda tidak berhak untuk membanding-bandingkan kami. Apakah anda mau saya bandingkan juga, "Pelanggan lain oke-oke saja dengan aturan kami, kenapa anda merasa ribet?" Percuma ditanggapi, malah jadi debat kusir. Karena pada prinsipnya, membandingkan antara online shop satu dengan yang lain, seperti membandingkan watak manusia satu dan lainnya. Setiap online shop (pemilik OS), menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Jadi, jangan dipaksa sama. Coba saja anda membuka online shop sendiri.

Ilustrasi tersebut cukup jelas kan? win-win solution tidak sama dengan menuruti keinginan satu individu saja. Tapi agar nyaman kedua belah pihak.
Kami, penjual online membutuhkan pembeli, begitu pula sebaliknya. Jadi kita sama-sama butuh. So...aturan juga untuk kepentingan bersama. Setuju?


6. Penjual online tidak anti di tanya-tanya. Tapi, akan menyedihkan kalau ada calon pembeli tanya-tanya, padahal sudah ada jawabannya, sudah ada keterangannya, atau bahkan jawaban tersebut sudah ada di kolom komentar - tepat berada di atas komentar pertanyaannya tersebut (tidak di waktu yang sama). Pemilik online shop sering sekali di tanya pertanyaan yang sama oleh orang-orang yang berbeda. Dan, seringnya pertanyaan yang umum, atau pertanyaan berulang...akan dibuatkan FAQ.
Biasakan membaca-baca dahulu sebelum bertanya-tanya. Kalau memang merasa tidak ada/tidak menemukan, silakan bertanya. Karena memang kadang-kadang kita harus beradaptasi kalau "memasuki sebuah tempat baru". Hal pertama yang saya lakukan jika mengunjungi online shop adalah melihat-lihat produknya, jika tertarik...saya akan mencari FAQ atau semacamnya. Hal terakhir yang saya lakukan adalah mencatat nomor teleponnya. Bukan sebaliknya... Jadi, ketika saya order, saya sudah tahu tata caranya, sehingga prosesnya ringkas. Penjual juga senang bekerja sama dengan kita, karena kita meringankan tugas mereka dan hubungan akan terjalin baik ^^

7. Pemilik online shop harus belajar sabar karena menghadapi banyak karakter dan kemauan yang berbeda-beda dari setiap pembelinya, terutama ketika menghadapi pelanggan yang tidak beretika.Ini adalah bagian yang paling banyak ceritanya dalam episode perjalanan online shop. Satu orang VS banyak orang, yang masing-masing orang itu punya keinginan berbeda, tapi tuntutannya sama --- kepuasan.Padahal, masalah kepuasan itu relatif.

Pembeli yang saya maksud adalah pembeli online shop pada umumnya, dan penjual online shop yang saya maksud adalah penjual online yang "sehat", bukan yang bermasalah/tidak punya etika. Bisa dipahami? Dan berdasarkan tulisan ini, bukan berarti saya/penjual online mau menangnya sendiri, sombong, tidak butuh pembeli, tidak mau di protes, tidak bisa di beri masukan, tidak suka di tanya-tanya, atau di ganggu, dan maunya hanya terima uang. Bukan seperti itu.. Kami juga tidak ingin dikasihani kok, kami hanya ingin dipahami. Itu saja... Karena kalau kedua belah pihak saling memahami, semua akan berjalan lancar, rejeki pun ikut lancar... Ya kan? Belanja di elevenia gratis voucher 1 juta - Kursus online bersertifikat di indonesia
http://www.mspidy.com/story/Kursus-Online-Bersertifikat
http://www.deconsilium.net/modules/wordpress/2015/07/mengapa-harus-kursus-online/
http://masihakudisini.wikidot.com/kursus-online
http://akudisini.buzznet.com/user/links/3530419/kursus-online-bersertifikat-di-indonesia/
http://akudisini.buzznet.com/user/journal/24829226/mengapa-harus-ikut-kursus-online/
http://akudisini.buzznet.com/user/links/3530418/belanja-di-elevenia-gratis-voucher/
http://pros100r.ru/blogs/post/3884
http://www.bridgeurl.com/mengapa
http://linkbun.ch/03no2
http://www.mapmyride.com/id/bogor-west-java/kursus-bersertifikat-group-314431#/activity
http://taylorswift.com/users/o3QU55Hz
https://www.wattpad.com/user/masihakudisini
https://www.wattpad.com/143881653-kursus-online
https://www.zotero.org/agusganteng

0 komentar:

Posting Komentar