Sering ya, kita membaca/mendengar kasus perseteruan antara penjual
online dengan pembelinya. Entah itu karena pembelinya yang rese, atau
sebaliknya, penjualnya yang abal-abal tidak profesional.Menjalin
hubungan di manapun, dengan siapapun, dan dalam urusan apapun kita harus
memakai etika/tata krama/unggah-ungguh. Kenapa? Karena mengabaikan
etika bisa menimbulkan perselisihan/ kesalahpahaman. Begitu pula ketika
belanja gratis voucher di online shop. Banyak pelanggan yang tahu etika, tapi banyak
juga yang tidak tahu etika. Pemikiran saya, seorang pelanggan melakukan
hal yang tidak beretika karena :Berpikiran, "umumnya begitu". Padahal,
yang dilakukan umum belum tentu benar. Lagipula, tidak semua online shop
menerapkan aturan "umumnya".Tidak tahu atau belum paham kalau yang
dilakukannya itu tidak beretika.Egois, memikirkan diri sendiri. Tidak
peduli ada aturan. Yang penting keinginannya terpenuhi.Ada hal yang
mendesak. Meskipun menerjang tata aturan, biasanya orang ini tetap
sopan. Karena urgent dia terpaksa melakukan hal itu, dan kita bisa
memaklumi.Murni tidak punya etika. Sejak kecil tidak diajari beretika,
jadi dalam kehidupan sehari-hari dia tidak pernah memakai etika.
"PENJUAL, BISA DIPASTIKAN SUDAH PERNAH MENJADI PEMBELI. SEDANGKAN PEMBELI, BELUM TENTU PERNAH MENJADI PENJUAL"
Terlepas
dari benar atau salah pernyataan saya di atas, hal ini menunjukkan
bahwa penjual online (sudah) tahu "rasanya" menjadi pembeli. Karena
pasti sudah pernah menjadi pembeli. Jadi, segala aturan yang di buat
(diasumsikan) sudah berdasarkan aspirasi pembeli, yaitu dirinya
sendiri.Sebaliknya, pelanggan online shop belum tentu pernah menjadi
penjual online. Jadi akan sulit membayangkan, apalagi memahami situasi
kondisi penjual online.Saya, secara pribadi, saat ini menjadi penjual
online. Saya rasakan, menjadi penjual online, potensi stresnya lebih
tinggi daripada menjadi penjual offline. Serius!
Toko
offline tutup ---> ya tutupTidak akan ada pembeli yang "maksa",
menggedor pintu toko. Pemilik dan pelayan toko bisa benar-benar
beristirahat.Toko online tutup ---> ada yang tahu, ada yang tidak
tahu, ada yang tidak mau tahu. Meskipun kita sudah menulis pengumuman di
mana-mana, tetap saja banyak yang tidak tahu.a. Karena tidak terbiasa
membaca lebih dulu.b. Karena tidak online, jadi tidak tahu kabar
terbaru.
Itulah kenapa, banyak terjadi
perselisihan/kesalahpahaman antara penjual dan pembeli online shop. Satu
sama lain tidak (bisa) melihat kondisi nyata. Masing-masing membuat
asumsi, yang pada kenyataannya belum tentu benar.
Dan
sebaliknya...Tapi seringnya, tuntutan perfect hanya ditujukan kepada
online shop. Kenapa? Karena pepatah yang mengakar kuat, PEMBELI ADALAH
RAJA. Sementara, pepatah PENJUAL ADALAH RAJA, atau PENJUAL JUGA MANUSIA,
tidak ada...
Beberapa fakta tentang online shop yang tidak diketahui/tidak disadari oleh pelanggan :
1.
Online shop di kelola oleh manusia. Mereka punya kebutuhan/keperluan
sama seperti manusia lain. Seperti istirahat, makan minum, beribadah,
memperhatikan keluarga, refresing, tidur, keluar karena ada keperluan,
capek, pusing, dan lain-lain.Sms tidak segera di balas, protes..."kok
smsku tidak di balas?", "kok orderan saya belum di rekap?"Coba
sekali-kali berpikir begini, "saya kalau di sms tidak segera di balas
kenapa?" Pasti anda sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk
membalas sms. Bahkan ketika dalam kondisi tidak penting., "ketiduran".
Tapi itu manusiawi kan?!
"Kalau repot, kenapa menjadi penjual online?"... Bagi saya, ini adalah pertanyaan tidak smart.
Saya tanya anda, lebih memilih mana, bekerja atau jalan-jalan? Kalau
anda lebih senang jalan-jalan, kenapa anda bekerja? Atau, pilih mana,
banyak uang atau sedikit uang? Kalau jawabannya, banyak uang. Sementara
uang anda sedikit.. Kenapa uang anda sedikit? Padahal anda pilih banyak
uang.
Itu adalah keputusan hidup seseorang yang menyangkut
kebutuhan hidup. Jika anda anda bisa memahami hal itu, silakan
berbelanja di online shop tersebut. Tapi, kalau anda tidak bisa memahaminya...silakan cari online shop lain. Simpel kan?
2.
Calon pelanggan tidak sadar/tidak tahu, bahwa yang dilayani tidak hanya
dia sendiri. Ada banyak calon pelanggan lain yang juga minta dilayani,
dengan satu keinginan yang sama --- cepat di respon. Mohon dipahami,
meskipun sudah ada tenaga yang menghandle masing-masing "divisi", tetap
saja harus diselesaikan satu persatu kan.Sms... "mba...paket saya sudah
di kirim?" "saya" ini siapa? Sekali lagi, yang order dan kami kirimi
paket tidak hanya anda. Biasakan jika sms/email/inbox ke seseorang yang
bukan teman anda, menyantumkan nama. Selain bagus secara etika, juga
memperingkas komunikasi.
Atau sms terus-terusan, dan
ketika lambat respon..."mba...kok tidak di balas?" Jujur, saya paling
sedih dengan sms seperti itu. Apakah saya harus membatalkan urusan saya
supaya bisa membalas terus sms-sms dia? Apakah dia pikir, saya tidak
punya pekerjaan lain selain sms-an dengan dia? Maaf ya, saya tidak
bermaksud sombong. Tapi itu adalah adalah pemikiran yang umum kan? Saya
yakin, teman-teman penjual online lain juga merasakan dan memikirkan hal
yang sama.
3. Sms tidak tahu waktu. Oke lah...kami online
shop yang "terbuka" 24 jam. Tapi bukan berarti kami juga harus stand by
24 jam merespon calon pelanggan. Bagi saya, seorang mahasiswa , jika
ada tugas adalah waktu mematikan komputer dan meletakkan hp. Peralihan
profesi, sekaligus waktu rehat saya dari dunia maya. Jadi, kalau tidak
sedang benar-benar menganggur, saya tidak memegang laptop atau hp sampai
besok pagi di jam kerja. Sebab, kalau dituruti online-nya, tujuh hari
tujuh malam juga tidak akan pernah selesai. Karena salah satu ciri
pembeli online shop adalah "bisa berkunjung kapan saja". Benar?
4.
Sudah ada peraturannya, tapi memaksa menyesuaikan dengan kondisi dia
(calon pembeli) dan membandingkan dengan aturan online shop lain.
Kami,
penjual online, tentu tidak asal-asalan ketika membuat peraturan. Semua
aturan punya dasar, dipertimbangkan dan disesuaikan dengan situasi
kondisi online shop kami, tanpa membuat susah pembeli. Maksud "pembeli"
di sini tidak sekedar individu tertentu, tapi pembeli pada umumnya.
5.
Hormatilah aturan yang di buat pemilik online shop- Ada online shop
yang memberikan nomor hp, tapi sms only. Ya jangan di telepon.- Online
shop tersebut hanya memiliki satu rekening. Sementara, calon pembeli
rekeningnya berbeda dengan rekening online shop tersebut. Dia (sedikit)
menyalahkan, karena pembeli harus jauh-jauh ke ATM yang sesuai rekening
online shop tersebut. Duuh... Kalau kami katakan, "siapa juga yang
nyuruh kamu belanja di sini?"...itu keterlaluan. Tapi, kalau pembeli
tersebut lantas menyalahkan penjual karena hanya memiliki satu rekening,
apa itu juga pantas? Kalau memang butuh, siapkan diri dengan
konsekuensinya. Sebab, meskipun online shop, bukan berarti kami harus
punya semua nomor rekening. - Pelanggan membanding-bandingkan aturan
online shop satu dengan online shop lain. "Ribet banget sih, order tidak
bisa lewat sms. Online shop lain bisa order lewat sms". Helloow...anda
tidak tahu apa-apa dengan kondisi "dapur" kami. Jadi anda tidak berhak
untuk membanding-bandingkan kami. Apakah anda mau saya bandingkan juga,
"Pelanggan lain oke-oke saja dengan aturan kami, kenapa anda merasa
ribet?" Percuma ditanggapi, malah jadi debat kusir. Karena pada
prinsipnya, membandingkan antara online shop satu dengan yang lain,
seperti membandingkan watak manusia satu dan lainnya. Setiap online shop
(pemilik OS), menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Jadi,
jangan dipaksa sama. Coba saja anda membuka online shop sendiri.
Ilustrasi tersebut cukup jelas kan? win-win solution tidak sama dengan menuruti keinginan satu individu saja. Tapi agar nyaman kedua belah pihak.
Kami, penjual online membutuhkan pembeli, begitu pula sebaliknya. Jadi kita sama-sama butuh. So...aturan juga untuk kepentingan bersama. Setuju?
6.
Penjual online tidak anti di tanya-tanya. Tapi, akan menyedihkan kalau
ada calon pembeli tanya-tanya, padahal sudah ada jawabannya, sudah ada
keterangannya, atau bahkan jawaban tersebut sudah ada di kolom komentar -
tepat berada di atas komentar pertanyaannya tersebut (tidak di waktu
yang sama). Pemilik online shop sering sekali di tanya pertanyaan yang
sama oleh orang-orang yang berbeda. Dan, seringnya pertanyaan yang umum,
atau pertanyaan berulang...akan dibuatkan FAQ.
Biasakan
membaca-baca dahulu sebelum bertanya-tanya. Kalau memang merasa tidak
ada/tidak menemukan, silakan bertanya. Karena memang kadang-kadang kita
harus beradaptasi kalau "memasuki sebuah tempat baru". Hal pertama yang
saya lakukan jika mengunjungi online shop adalah melihat-lihat produknya, jika tertarik...saya akan mencari FAQ atau
semacamnya. Hal terakhir yang saya lakukan adalah mencatat nomor
teleponnya. Bukan sebaliknya... Jadi, ketika saya order, saya sudah tahu
tata caranya, sehingga prosesnya ringkas. Penjual juga senang bekerja
sama dengan kita, karena kita meringankan tugas mereka dan hubungan akan
terjalin baik ^^
7. Pemilik online shop harus belajar
sabar karena menghadapi banyak karakter dan kemauan yang berbeda-beda
dari setiap pembelinya, terutama ketika menghadapi pelanggan yang tidak
beretika.Ini adalah bagian yang paling banyak ceritanya dalam episode
perjalanan online shop. Satu orang VS banyak orang, yang masing-masing
orang itu punya keinginan berbeda, tapi tuntutannya sama ---
kepuasan.Padahal, masalah kepuasan itu relatif.
Pembeli
yang saya maksud adalah pembeli online shop pada umumnya, dan penjual
online shop yang saya maksud adalah penjual online yang "sehat", bukan
yang bermasalah/tidak punya etika. Bisa dipahami? Dan berdasarkan
tulisan ini, bukan berarti saya/penjual online mau menangnya sendiri,
sombong, tidak butuh pembeli, tidak mau di protes, tidak bisa di beri
masukan, tidak suka di tanya-tanya, atau di ganggu, dan maunya hanya
terima uang. Bukan seperti itu.. Kami juga tidak ingin dikasihani kok,
kami hanya ingin dipahami. Itu saja... Karena kalau kedua belah pihak
saling memahami, semua akan berjalan lancar, rejeki pun ikut lancar...
Ya kan? Belanja di elevenia gratis voucher 1 juta - Kursus online bersertifikat di indonesia
http://www.mspidy.com/story/Kursus-Online-Bersertifikat
http://www.deconsilium.net/modules/wordpress/2015/07/mengapa-harus-kursus-online/
http://masihakudisini.wikidot.com/kursus-online
http://akudisini.buzznet.com/user/links/3530419/kursus-online-bersertifikat-di-indonesia/
http://akudisini.buzznet.com/user/journal/24829226/mengapa-harus-ikut-kursus-online/
http://akudisini.buzznet.com/user/links/3530418/belanja-di-elevenia-gratis-voucher/
http://pros100r.ru/blogs/post/3884
http://www.bridgeurl.com/mengapa
http://linkbun.ch/03no2
http://www.mapmyride.com/id/bogor-west-java/kursus-bersertifikat-group-314431#/activity
http://taylorswift.com/users/o3QU55Hz
https://www.wattpad.com/user/masihakudisini
https://www.wattpad.com/143881653-kursus-online
https://www.zotero.org/agusganteng
0 komentar:
Posting Komentar